Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, sedang menunjukkan keberaniannya dalam melemahkan institusi internasional melalui langkah-langkah kontroversial. Bersama sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Orban tidak ragu untuk menyerang lewat keputusan drastis.
Langkah Kontroversial
-
Keluar dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC): Sebelum kunjungan Netanyahu ke Budapest pada awal April, Orban melalui Sekretaris Menteri Gergely Gulyas mengumumkan niat Hungaria untuk keluar dari ICC. Meskipun status hukum khusus mengakibatkan belum ada kewajiban eksekusi, langkah ini menyebabkan kegemparan internasional.
-
Dukungan Terhadap Netanyahu: Orban secara terbuka mendukung Netanyahu setelah ICC mengeluarkan perintah penangkapan terhadap PM Israel. Meski aturan keluar dari ICC masih berlaku selama setahun sejak pemberitahuan resmi, Orban menegaskan dukungan dan kritiknya terhadap lembaga itu.
-
Kritik dan Dampak Internasional: Langkah Hungaria menuai kritik tajam, sementara media dan pengamat dalam dan luar negeri menyikapinya dengan sinis. Banyak yang melihat tindakan ini sebagai ujian Orban terhadap institusi transnasional, termasuk keterkaitannya dengan keanggotaan Uni Eropa.
Kontroversi dan Reaksi
-
Tudingan Terhadap ICC: Orban dan Netanyahu mendeskripsikan ICC sebagai “mahkamah politik” dan “korup”, sementara kritikus menilai langkah keluar dari ICC lebih sebagai agenda politik daripada keberatan substansial.
-
**Serangan Terhadap Kritikus: **Dalam pidatonya, Orban menyebut para kritiknya sebagai “serangga” yang akan “dibasmi”, sementara di tingkat Eropa ia bergantung pada dukungan aliansi partai nasionalis untuk menegaskan kedaulatan negara.
-
Isu Uni Eropa: Langkah kontroversial ini juga mengundang spekulasi apakah Orban akan mengambil langkah serupa terhadap keanggotaan Hungaria di Uni Eropa. Meskipun retorika anti-UE meningkat, keputusan keluar dari ICC dianggap belum mengarah pada langkah tersebut.
Meski terus mendapat sorotan internasional, termasuk aksi kampanye dalam negeri yang menyerang kritikusnya, Orban tetap teguh dalam upaya memperkuat kekuasaannya, meski dihadapkan pada peningkatan ketidakpuasan terhadap diktatorisme dan korupsi dalam pemerintahan.